Jakarta, Bagi pria yang
ingin segera memiliki anak, produksi sperma yang baik tentu menjadi sangat
penting. Nah, untuk mendapatkannya, beberapa hal sebaiknya dihindari.
Seperti dirangkum detikHealth, berikut 5 hal yang bisa merusak produksi sperma :
Seperti dirangkum detikHealth, berikut 5 hal yang bisa merusak produksi sperma :
1. Berendam air panas
Produksi sperma pada dasarnya sangat terpengaruh oleh suhu tubuh dan suhu lingkungan di sekitar organ reproduksi pria. Menurut sebuah studi di tahun 2007, berendam lebih dari 30 menit dalam air panas bahkan disebut dapat menurunkan produksi sperma.
Meskipun demikian, urolog Paul Shin, MD, menjelaskan bahwa paparan panas berlebihan berdampak pada sperma untuk waktu yang sangat lama. Ini karena sperma juga membutuhkan waktu beberapa saat untuk siap membuahi sel telur.
Produksi sperma pada dasarnya sangat terpengaruh oleh suhu tubuh dan suhu lingkungan di sekitar organ reproduksi pria. Menurut sebuah studi di tahun 2007, berendam lebih dari 30 menit dalam air panas bahkan disebut dapat menurunkan produksi sperma.
Meskipun demikian, urolog Paul Shin, MD, menjelaskan bahwa paparan panas berlebihan berdampak pada sperma untuk waktu yang sangat lama. Ini karena sperma juga membutuhkan waktu beberapa saat untuk siap membuahi sel telur.
2. Penggunaan laptop dan ponsel
tak tepat
Berdasarkan penelitian dari State University of New York di Stony Brook, ditemukan hubungan antara penggunaan laptop dan peningkatan suhu skrotum, terutama jika digunakan dalam posisi dipangku.
Peningkatan suhu di area sktrotum ini memiliki efek berbahaya pada spermatogenesis (proses pembentukan gamet jantan).
Selain laptop, pria juga sebaiknya mulai membatasi penggunaan ponsel di kantong celana. "Sebuah studi pada tahun 2008 menemukan bahwa pria dengan penggunaan ponsel tertinggi (lebih dari empat jam per hari) memiliki jumlah sperma, tingkat motilitas, dan morfologi (bentuk normal) yang lebih rendah secara signifikan," ungkap Shin.
Berdasarkan penelitian dari State University of New York di Stony Brook, ditemukan hubungan antara penggunaan laptop dan peningkatan suhu skrotum, terutama jika digunakan dalam posisi dipangku.
Peningkatan suhu di area sktrotum ini memiliki efek berbahaya pada spermatogenesis (proses pembentukan gamet jantan).
Selain laptop, pria juga sebaiknya mulai membatasi penggunaan ponsel di kantong celana. "Sebuah studi pada tahun 2008 menemukan bahwa pria dengan penggunaan ponsel tertinggi (lebih dari empat jam per hari) memiliki jumlah sperma, tingkat motilitas, dan morfologi (bentuk normal) yang lebih rendah secara signifikan," ungkap Shin.
3. Kurang tepat memilih celana
dalam
Celana dalam yang sehat, bentuk segitiga, boxer atau bentuk lain, harus
tidak boleh menekan buah zakar (testis)," jelas dr Andri Wanananda, MS,
seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara Jakarta.
Alat reproduksi laki-laki berada di luar tubuh, sehingga dipengaruhi oleh keadaan di sekitar dan pakaian yang digunakannya. Jika seorang pria menggunakan celana dalam terlalu ketat, maka akan membuat suhu di sekitar alat reproduksinya menjadi meningkat dan tentunya akan mempengaruhi produksi sperma.
Selain celana dalam yang longgar, pria juga disarankan agar menggunakan celana luaran yang tidak terlalu ketat, seperti jeans. Seperti diungkapkan dr Eddy Karta, SpKK dalam konsultasi detikHealth, pemakaian jeans ketat berkepanjangan untuk jangka waktu lama memang tidak disarankan karena proses pematangan sperma membutuhkan suhu 1-2 derajat lebih rendah dari suhu tubuh sehingga dapat berlangsung baik dalam kantung skrotum (zakar).
Alat reproduksi laki-laki berada di luar tubuh, sehingga dipengaruhi oleh keadaan di sekitar dan pakaian yang digunakannya. Jika seorang pria menggunakan celana dalam terlalu ketat, maka akan membuat suhu di sekitar alat reproduksinya menjadi meningkat dan tentunya akan mempengaruhi produksi sperma.
Selain celana dalam yang longgar, pria juga disarankan agar menggunakan celana luaran yang tidak terlalu ketat, seperti jeans. Seperti diungkapkan dr Eddy Karta, SpKK dalam konsultasi detikHealth, pemakaian jeans ketat berkepanjangan untuk jangka waktu lama memang tidak disarankan karena proses pematangan sperma membutuhkan suhu 1-2 derajat lebih rendah dari suhu tubuh sehingga dapat berlangsung baik dalam kantung skrotum (zakar).
4. Obesitas
Menurut Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California, obesitas kerap dikaitkan dengan peningkatan produksi hormon wanita (estrogen), penurunan jumlah sperma, disfungsi seksual, dan infertilitas.
Studi pada tahun 2009 yang dilakukan oleh World Health Organization bahkan menyebutkan bahwa dibandingkan dengan pria yang memiliki berat badan normal, pria yang obesitas memiliki fungsi testis dan jumlah sperma lebih rendah.
Menurut Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California, obesitas kerap dikaitkan dengan peningkatan produksi hormon wanita (estrogen), penurunan jumlah sperma, disfungsi seksual, dan infertilitas.
Studi pada tahun 2009 yang dilakukan oleh World Health Organization bahkan menyebutkan bahwa dibandingkan dengan pria yang memiliki berat badan normal, pria yang obesitas memiliki fungsi testis dan jumlah sperma lebih rendah.
5. Tembakau dan alkohol
Potter menyebutkan bahwa selain obesitas, faktor lain yang dapat mengganggu produksi sperma adalah konsumsi tembakau dan alkohol. Penyalahgunaan alkohol secara negatif memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma.
Sementara merokok lebih berefek pada penurunan kemampuan sperma untuk bergerak secara efektif. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi.(ajg/vit) Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
Potter menyebutkan bahwa selain obesitas, faktor lain yang dapat mengganggu produksi sperma adalah konsumsi tembakau dan alkohol. Penyalahgunaan alkohol secara negatif memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma.
Sementara merokok lebih berefek pada penurunan kemampuan sperma untuk bergerak secara efektif. Selain itu, penelitian lain menunjukkan bahwa merokok dapat merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi.(ajg/vit) Ajeng Anastasia Kinanti - detikHealth
0 komentar:
Post a Comment